Langit telah muraka hari ini
Ini kali pertama. Ia tunjukkan padaku
Entah persebab apa kiranya perkara
Entah disebab apa aku salah
Kutukan telah ia hujani ke tubuhku
serta makian mematuk-matuk telingaku
Kemurungan wajah tampak deru nyala
Seringai garang liar membunuh waktu
Dalam hari makin beku makin membatu
Alampun bergerak dalam marah
Membakar semua amarah aksara murka
Bergebu pusaran ombak laut tak setara
Badai topan mencabik-cabik gurun sahara
Hidup yang tiada kira terhina
Dicabik cambuk. Pecutan bara api
Kau aksara murka!
Telan aku jika kau mampu
Todak dia, tidak juga mereka
Tapi aku, aku yang juga murka
Biar kita mati bersama esok hari
Sabtu, 24 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar